Tandan kosong tangkos atau tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
adalah limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap
pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) akan dihasilkan TKKS sebanyak 22-23%
TKKS atau sebanyak 220-230 kg TKKS. Apabila dalam sebuah pabrik dengan
kapasitas pengolahan 100 ton/jam dengan waktu operasi selama 12 jam, maka akan
dihasilkan sebanyak 264-276 ton TKKS. Limbah ini belum dimanfaatkan secara baik
oleh sebagian besar pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia.
Pertanyaanya, bagaimana memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit ini
agar bisa digunakan sebagai pupuk kompos pengganti pupuk kimia yang sekarang sangat
mahal dan sulit didapat. Selain lebih murah juga sekaligus mengatasi problema
pengendalian limbah padat dan cair yang berada disekitar pabrik.
Sebelum membahas bagaimana cara membuat pupuk kompos dari tandan kosong kelapa sawit terlebih dahulu kita mengetahui apa saja kandungan dalam kompos tandan kosong kelapa sawit ini.
Sebelum membahas bagaimana cara membuat pupuk kompos dari tandan kosong kelapa sawit terlebih dahulu kita mengetahui apa saja kandungan dalam kompos tandan kosong kelapa sawit ini.
Kandungan
Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kandungan nutrisi kompos tandan kosong kelapa sawit: C 35%, N
2,34%, C/N 15, P 0,31%, K 5,53%, Ca 1,46%, Mg 0,96%, dan Air 52%. Kompos TKKS
dapat diaplikasikan untuk berbagai tanaman sebagai pupuk organik kelapa sawit
misalnya, pengaplikasianya bisa dilakukan secara tunggal maupun dikombinasikan
dengan pupuk kimia.
Teknik Pengolahan Kompos TKKS
Pengolahan TKKS menjadi pupuk kompos
diklaim merupakan metode pemanfaatan yang terbaik. Selain dapat digunakan untuk
pemupukan
kelapa sawit sebagai kebutuhan pribadi , kompos yang diciptakan pun
bisa dijual kembali sehingga menghasilkan keuntungan. Tetapi metode ini juga
memiliki kendala seperti waktu pengomposan yang lama, sarana prasarana yang
harus disediakan, dan biaya investasi yang tidak sedikit.
Pada dasarnya pembuatan pupuk kompos dari TKKS melalui serangkaian
tahapan yang meliputi pencacahan, inokulasi, inkubasi, dan pemanenan. Dan
berikut merupakan panduan selengkapnya untuk Anda.
Pencacahan
TKKS
Pencacahan TKKS dilakukan dengan mencincang tandan kosong
tersebut untuk memperkecil ukuran dan memperluas permukaannya. Proses ini
dilakukan dengan mesin pencacah supaya pekerjaannya berlangsung lebih efektif
dan efisien. Ukuran hasil cacahan yang diharapkan adalah 5 cm. Karena luas
permukaannya meningkat, proses ini sekaligus juga dapat mengurangi kadar air di
dalam tandan kosong.
Inokulasi TKKS
Proses inokulasi yaitu menggunakan aktivator aktif dari
microba dekomposer yang dapat mempersingkat waktu pengomposan. Bahan aktivator
yang umumnya dipakai yaitu bacteri bacillus, cellulotic, ragi, dan jamur
atau FPP (Fungi Pelapuk Putih) dan Trichoderma sp. Mikroba - mikroba ini akan
mengeluarkan enzim yang bisa mendegradasi senyawa lignoselulosa dengan cepat.
Inkubasi
TKKS
Proses inkubasi dikerjakan dengan membungkus TKKS memakai
plastik semisal terpal sehingga temperatur dan kelembabannya terjaga. Selama
proses inkubasi berlangsung, suhu TKKS akan meningkat tajam hingga mencapai 70
C dan dilakukan selama 2-3 minggu. Hal ini menandakan proses dekomposisi sedang
berlangsung secara intensif. Suhu TKKS akan kembali normal apabila kompos sudah
matang.
Pada saat proses inkubasi berlangsung, beberapa aktivator
mengharuskan pembalikan guna menjaga kestabilan suhu dan meningkatkan aerasi.
Pembalikan ini dapat dilakukan setiap seminggu sekali.
Proses
inkubasi pengomposan ini biasanya berlangsung selama 1,5-3 bulan. Ciri-ciri
kompas yang sudah matang yaitu warnanya cokelat kehitaman, temperaturnya
normal, dan seratnya remah mudah dihancurkan.
Pemanenan
Kompos TKKS
Kompos yang sudah matang bisa segera diangkut ke tempat
penyimpanan sementara. Kualitas kompos bisa ditingkatkan dengan mengurangi
kadar air sehingga menyisakan 20-30 persen, menambahkan bahan organik yang
dapat meningkatkan kandungan hara, dan menambahkan mikroba yang bermanfaat bagi
tanaman budidaya kelapa
sawit. Apa bila pemanfaatan TKKS ini mampu dilakukan dengan maksimal
maka ketergantungan petani akan pupuk kimia akan semakin berkurang. Selamat mencoba
dan semoga berhasil.