Saturday, December 3, 2016

PUPUK KOMPOS DARI TANDAN KOSOSNG KELAPA SAWIT

     Tandan kosong tangkos atau tandan kosong kelapa sawit (TKKS) adalah limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) akan dihasilkan TKKS sebanyak 22-23% TKKS atau sebanyak 220-230 kg TKKS. Apabila dalam sebuah pabrik dengan kapasitas pengolahan 100 ton/jam dengan waktu operasi selama 12 jam, maka akan dihasilkan sebanyak 264-276 ton TKKS. Limbah ini belum dimanfaatkan secara baik oleh sebagian besar pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia.
     Pertanyaanya, bagaimana memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit ini agar bisa digunakan sebagai pupuk kompos pengganti pupuk kimia yang sekarang sangat mahal dan sulit didapat. Selain lebih murah juga sekaligus mengatasi problema pengendalian limbah padat dan cair yang berada disekitar pabrik. 
     Sebelum membahas bagaimana cara membuat pupuk kompos dari tandan kosong kelapa sawit terlebih dahulu kita mengetahui apa saja kandungan dalam kompos tandan kosong kelapa sawit ini.

Kandungan Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
     Kandungan nutrisi kompos tandan kosong kelapa sawit: C 35%, N 2,34%, C/N 15, P 0,31%, K 5,53%, Ca 1,46%, Mg 0,96%, dan Air 52%. Kompos TKKS dapat diaplikasikan untuk berbagai tanaman sebagai pupuk organik kelapa sawit misalnya, pengaplikasianya bisa dilakukan secara tunggal maupun dikombinasikan dengan pupuk kimia.

Teknik Pengolahan Kompos TKKS
     Pengolahan TKKS menjadi pupuk kompos diklaim merupakan metode pemanfaatan yang terbaik. Selain dapat digunakan untuk pemupukan kelapa sawit sebagai kebutuhan pribadi , kompos yang diciptakan pun bisa dijual kembali sehingga menghasilkan keuntungan. Tetapi metode ini juga memiliki kendala seperti waktu pengomposan yang lama, sarana prasarana yang harus disediakan, dan biaya investasi yang tidak sedikit.
Pada dasarnya pembuatan pupuk kompos dari TKKS melalui serangkaian tahapan yang meliputi pencacahan, inokulasi, inkubasi, dan pemanenan. Dan berikut merupakan panduan selengkapnya untuk Anda.


Pencacahan TKKS
     Pencacahan TKKS dilakukan dengan mencincang tandan kosong tersebut untuk memperkecil ukuran dan memperluas permukaannya. Proses ini dilakukan dengan mesin pencacah supaya pekerjaannya berlangsung lebih efektif dan efisien. Ukuran hasil cacahan yang diharapkan adalah 5 cm. Karena luas permukaannya meningkat, proses ini sekaligus juga dapat mengurangi kadar air di dalam tandan kosong.
Inokulasi TKKS
    Proses inokulasi yaitu menggunakan aktivator aktif dari microba dekomposer yang dapat mempersingkat waktu pengomposan. Bahan aktivator yang umumnya dipakai yaitu bacteri bacillus, cellulotic, ragi, dan jamur atau FPP (Fungi Pelapuk Putih) dan Trichoderma sp. Mikroba - mikroba ini akan mengeluarkan enzim yang bisa mendegradasi senyawa lignoselulosa dengan cepat.
Inkubasi TKKS
     Proses inkubasi dikerjakan dengan membungkus TKKS memakai plastik semisal terpal sehingga temperatur dan kelembabannya terjaga. Selama proses inkubasi berlangsung, suhu TKKS akan meningkat tajam hingga mencapai 70 C dan dilakukan selama 2-3 minggu. Hal ini menandakan proses dekomposisi sedang berlangsung secara intensif. Suhu TKKS akan kembali normal apabila kompos sudah matang.
     Pada saat proses inkubasi berlangsung, beberapa aktivator mengharuskan pembalikan guna menjaga kestabilan suhu dan meningkatkan aerasi. Pembalikan ini dapat dilakukan setiap seminggu sekali.
      Proses inkubasi pengomposan ini biasanya berlangsung selama 1,5-3 bulan. Ciri-ciri kompas yang sudah matang yaitu warnanya cokelat kehitaman, temperaturnya normal, dan seratnya remah mudah dihancurkan.
Pemanenan Kompos TKKS
      Kompos yang sudah matang bisa segera diangkut ke tempat penyimpanan sementara. Kualitas kompos bisa ditingkatkan dengan mengurangi kadar air sehingga menyisakan 20-30 persen, menambahkan bahan organik yang dapat meningkatkan kandungan hara, dan menambahkan mikroba yang bermanfaat bagi tanaman budidaya kelapa sawit. Apa bila pemanfaatan TKKS ini mampu dilakukan dengan maksimal maka ketergantungan petani akan pupuk kimia akan semakin berkurang. Selamat mencoba dan semoga berhasil.