Friday, November 25, 2016

SENDAMUKTI DESAKU

Tentang Desa Sendamukti

Sendamukti adalah sebuah desa yang terdiri dari 14 Rt, berada di Kecamatan Pulaurimau Kabupaten Banyuasin, kode pos 30959 dibuka pada tahun 1991 luas wilayahnya 11,5 km dengan jumlah penduduk 1.605 jiwa. Jarak tepuh Kota Palembang (Ibu Kota Sumsel) desa ini sekitar 82 km dengan waktu tempuh 2,5 jam. Banyak orang tidak tau bahkan asing ketika disebutkan nama desa ini yakni Desa Sendamukti, mungkin karena desa ini termasuk desa yang sulit dijangkau sebab sarana transportasi dan akses jalan yang kurang memadai.

Penghasilan

Banyuasin adalah salah satu kabupaten penghasil Kelapa Sawit dengan kuliatas terbaik salah satunya yaitu desa Sendamuti, karena mayoritas penduduknya berkebun kelapa sawit sebagai penghasilan pokok. ada juga yang menanam padi tapi bukan di desa ini melainkan di lain desa karena di desa ini tidak ada persawahan. Sebenarnya banyak potensi-potensi ekonomi lain yang bisa digali tapi belum ada yang memikirkan mungkin kerena minimnya pengetahuan dan belum adanya pemberdayaan.

Topografi

Sebagian besar wilayah desa Sendamukti adalah dataran rendah karena dulu waktu desa ini baru dirintis seluruh wilayah didominasi oleh rawa-rawa. Ketinggian wilayah berkisar antara 20-30 meter di atas permukaan laut. Dulu kisaran tahun 1993 sampai 1998 desaini rutin banjir setiap tahunya, oleh limpahan air dari sungai Bantung. Seperti wilayah Indonesia pada umumnya Desa Sendamukti beriklim Tropis dengan curah ujan yang cukup tinggi setiap tahunya yaitu 1.000 - 2.000 mm pertahun dengan variasi cukup merata setiap bulanya.

Penduduk dan Kehidupannya

Desa Sendamukti dirintis pada era Orde Baru dalam program pemerataan penduduk Indonesia, Pemerintah mengadakan program Transmigrasi dari Pulau Jawa. Maka dari itu penduduk desa ini mayoritas dari Suku Jawa antara lain Indramayu, (Jawa Barat), Serang (Banten) Solo, Banyumas, (Jawa Tengah) Madiun, (Jawa Timur) dan Peribumi (Suku Melayu).

Mengenai kehidupan dan fasilitas desa ini masih bisa dibilang belum mencukupi. Listrik masuk ke desa ini sekitar tahun 2011 dengan dana instalasi sebesar Rp. 4.500.000 per rumah terlalu mahal memang. Namun hasil yang didapat masih jauh dari memuaskan, kurangnya tiang listrik yang diberikan pihak Kelistrikan atau apalah namanya mengharuskan warga menggunakan tiang seadanya. ditambah lagi pemadaman yang terlalu rutin menambah suasana desa menjadi lebih menyedihkan. Masalah kerukunan selama ini tidak pernah terjadi konflik antar suku walaupun penduduknya bermacam-macam. mayoritas pemuda yang sudah tidak sekolah bekerja di perkebunan dan ada sebagian kecil yang bekerja di Pabrik pengelola sawit.

Sebenarnya tujuan penulis membuat artikel sederhana ini tak lain dan tak bukan agar desa kita tercinta ini lebih dikenal masyarakat Banyuasin khususnya dan Indonesia pada umumnya, dengan harapan kita semua tidak dipandang sebelah mata. karena kita adalah warga Indonesia yang punya hak sama, punya kemauan untuk maju dan harapan hidup lebih baik. 

Akhir kata dari saya pribadi mari kita upayakan kemajuan desa kita bersama. Masukan sangat saya harapkan dan silahkan tulis pada kolom di bawah ini.

Terimakasih.